Indonesia menggunakan system perekonomian kerakyatan, jadi
semua kegiatan ekonomi yang berhubungan dengan hajat hidup orang banyak diatur
dan dikendalikan oleh pemerintah. Semua hal yang berhubungan dengan kebijakan
dan kelangsungan hidup masyarakat Indonesia diatur oleh kebijakan – kebijakan
dan peraturan pemerintah.
Tanda-tanda perekonomian mulai mengalami penurunan diawali
padatahun 1997 dimana pada masa itulah terjadi krisis. Saat itu pertumbuhan
ekonomi Indonesia hanya berkisar pada level 4,7 persen, sangat rendah
dibandingkan tahun sebelumnya yang 7,8 persen. Kondisi keamanan yang belum
kondusif juga mempengaruhi iklim investasi di Indonesia, yang menambah
kesulitan dinegeri ini.
1.
Pengangguran
Pengangguran
adalah orang yang masuk dalam angkatan kerja (15 sampai 64 tahun) yang sedang
mencari pekerjaan dan belum mendapatkannya. Orang yang tidak sedang mencari
kerja contohnya seperti ibu rumah tangga, siswa sekolan smp, sma, mahasiswa
perguruan tinggi, dan lain sebagainya yang karena sesuatu hal tidak/belum
membutuhkan pekerjaan.
Ø Ciri-ciri
pengangguran di Indonesia
1.
Pengangguran Friksional / Frictional Unemployment
Pengangguran
friksional adalah pengangguran yang sifatnya sementara yang disebabkan adanya
kendala waktu, informasi dan kondisi geografis antara pelamar kerja dengan
pembuka lamaran pekerjaan.
2.
Pengangguran Struktural / Structural Unemployment
Pengangguran
struktural adalah keadaan di mana penganggur yang mencari lapangan pekerjaan
tidak mampu memenuhi persyaratan yang ditentukan pembuka lapangan kerja.
Semakin maju suatu perekonomian suatu daerah akan meningkatkan kebutuhan akan
sumber daya manusia yang memiliki kualitas yang lebih baik dari sebelumnya.
3.
Pengangguran Musiman / Seasonal Unemployment
Pengangguran
musiman adalah keadaan menganggur karena adanya fluktuasi kegiaan ekonomi
jangka pendek yang menyebabkan seseorang harus nganggur. Contohnya seperti
petani yang menanti musim tanam, tukan jualan duren yang menanti musim durian.
4.
Pengangguran Siklikal
Pengangguran
siklikal adalah pengangguran yang menganggur akibat imbas naik turun siklus
ekonomi sehingga permintaan tenaga kerja lebih rendah daripada penawaran kerja.
2.
Inflasi
Inflasi dan perekonomian Indonesia sangat saling berkaitan. Apabila
tingkat inflasi tinggi, sudah dipastikan akan mempengaruhi pertumbuhan ekonomi,
dimana akan melambatnya laju pertumbuhan ekonomi.
Inflasi di Indonesia
diumpamakan seperti penyakit endemis dan berakar di sejarah. Tingkat inflasi di
Malaysia dan Thailand senantiasa lebih rendah. Inflasi di Indonesia tinggi
sekali di zaman Presiden Soekarno, karena kebijakan fiskal dan moneter sama
sekali tidak prudent (“kalau perlu uang, cetak saja”). Di zaman Soeharto, pemerintah
berusaha menekan inflasi, akan tetapi tidak bisa di bawah 10 persen setahun
rata-rata, karena Bank Indonesia masih punya misi ganda, antara lain sebagai
agent of development, yang bisa mengucurkan kredit likuiditas tanpa batas. Baru
di zaman reformasi, mulai di zaman Presiden Habibie maka fungsi Bank Indonesia
mengutamakan penjagaan nilai rupiah. Tetapi karena sejarah dan karena
inflationary expectations masyarakat (yang bertolak ke belakang, artinya
bercermin kepada sejarah) maka “inflasi inti” masih lebih besar daripada 5
persen setahun.
Sumber :
0 komentar:
Posting Komentar